Monday 16 January 2017

Review Film 500 Days of Summer



What A Great Movie!
Itulah kesan pertamaku setelah nonton film ini. Film keluaran tahun 2009 ini baru aku tonton kemaren. Telat banget kan ya, hahaaa

Film berdurasi 90 menit ini menceritakan tentang Tom Hansen (Joseph Gordon‑Levitt), pria yang bekerja di sebuah perusahaan greeting cards. Ia percaya bahwa Summer Finn  (Zooey Deschaneladalah seseorang yang selama ini dia cari. Tapi nyatanya berbanding
terbalik dengan Summer yang tidak percaya tentang cinta karena perceraian orang tuanya.

Mereka dipertemukan pertama kali pada 8 Januari. Sejak saat itu hari – hari Tom berubah menjadi bahagia. Ia menjadi pria semangat yang penuh motivasi. Tom merasa bahagia saat Summer memiliki selera musik yang sama, semakin membuat Tom yakin bahwa yeah, she is “the one”. Mereka berdua semakin dekat sebagaimana layaknya orang berpacaran, namun dari awal Summer telah berkata bahwa dia tidak ingin menjalin hubungan, Ia ingin menjadi bebas dan tidak terikat komitmen. Bahkan saat Tom menanyakan bagaimana kalau kau jatuh cinta? Summer tidak percaya akan hal itu. Ia mengatakan bahwa cinta adalah fantasi. Tom menjawab ya kau akan tahu saat kau merasakannya. I’m  agree with you, Tom!




Sampai pada hari ke 259, hubungan mereka mulai merenggang. saat terjadi pertengkaran di apartemen Summer. Tom menanyakan tentang kejelasan hubungan mereka. Summer menganggap Tom adalah teman. Meskipun Ia menyukai Tom, tapi Ia tidak ingin menjalin komitmen dengan Tom. Ya jelaslah Tom marah, berciuman di ruang photocopy, bergandengan tangan di IKEA, dan banyak lagi kenangan manis yang mereka lakukan. Setelah itu Summer hanya mengaggap teman. This is not how you treat your friend, Summer!


Hal – hal yang terjadi di film ini memang benar adanya di kehidupan nyata. Film ini memang terinspirasi dari salah satu pengalaman authornya. Setiap scene di film ini dikemas dengan sangat baik, sehingga sangat disayangkan apabila terlewati. Yah penonton bisa merasakan bagaimana hancurnya hati Tom saat mengetahui bahwa Summer akan menikah, berbanding terbalik dengan perkataan Summer sendiri bahwa Ia belum ingin menjalin komitmen. Summer menelan ludahnya sendiri. Apalagi saat momen pesta di apartemen Summer yang menunjukkan bagaimana expektasi  Tom dan realita yang terjadi. Yah aku tahu perasaanmu Tom. How poor you are, korban php sekaligus friendzone!

Di awal film ini sudah dijelaskan bahwa this is not a love story, this is a story about love. Summer sendiri di dalam film ini terlihat bahwa sebenarnya Ia juga menyukai Tom. Pada akhir film, (hari ke 488) Tom bertemu Summer di tempat favoritnya, Angelus Plaza. Namun dalam keadaan Summer sudah menikah. Summer mengatakan bahwa Ia tidak yakin dengan Tom. Ia bukanlah wanita yang tepat untuk Tom. Pada akhirnya Summer menyadari bahwa takdir dan cinta itu memang benar adanya.



Meskipun pada akhirnya  di hari ke 500 Tom dipertemukan dengan orang baru (Autumn), yang akan menggantikan Summer di kehidupan Tom, menurutku tetap saja film ini memberikan kesan sedih bagi penontonnya. Dua orang yang saling memiliki rasa tapi tak bisa hidup bersama. Menyedihkan bukan?

Oh iya, selain ceritanya yang dikemas dengan apik, film ini juga mempunyai soundtracks yang sangat keren. Lagu – lagu yang dipilih memang menggambarkan dan menjelaskan alur cerita. Lokasi yang digunakan juga sangat mendukung tema klasik yang diusung film ini. 




Share:

1 comment:

  1. Great review, aku ingin pastikan kalau kamu bukan lah peran tom hehe

    ReplyDelete